(Tulisan ISD) Masyarakat
Pedesaan dan Perkotaan
Contoh 1 :
Masyarakat pedesaan biasanya memiliki sifat kekeluargaan, saling
bantu membantu, gotong-royong dan lain-lain. Mereka tidak suka menonjolkan diri
dalam artian merasa lebih baik dari yang lain. Dan mereka memiliki kekompakan
yang sangat solid dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Seperti yang bisa
kita lhat, masyarakat pedesaan pada umumnya masih terika tali persaudaraan di
dalam masyarakatnya. Mungkin seseorang mempunyai saudara di dekat rumahnya
(tetangga). Maka dari itu masyarakat desa biasanya lebih mementingkan hubungan
kekeluargaan daripada persaiangan antar anggota masyarakat terebut. Karna
menurut masyarakat pedesaan persaingan dapat merusak hubungan kekeluarhgaan
diantara mereka.
Masyarakat perkotaan mereka biasanya tidak mencampurkan antara
hal-hal yang bersifat rasional dan emosional. Masyarakat perkotaan iasanya
lebih individual, jadi mereka lebih memilih mengurusi kepentingan pribadi
daripada harus bergantung dengan orang lain. Karna masyarakat perkotaan tidak
seperti masyarakat pedesaan yang menganggap bahwa mereka adalah masih satu
keluarga jadi solidaritas diantara masyarakat perkotaan itu kurang, karna
banyak sekali persaingan di dalamnya, mereka ingin di puji dan juga dihormati
oleh orang lain maka mereka bersaing agar mendapat hal itu semua. Jangankan
yang seperti itu mereka dengan tetangga saja bahkan ada yang sampai tidak
saling mengenal khususnya perumahan elit yang dihuni oleh orang-orang kaya yang
sibuk dengan pekerjaan dan urusan masing-masing sehingga tidak dapat
bersosialisasi dan juga bergaul dengan masyarakatnya.
Maka dengan masalah seperti urbanisasi hubungan antara
masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan harus saling menguntungkan
(simbiosis mutualisme) sehingga segala sesuatu yang di butuhkan oleh keduanya
harus saling berkaitan agar kehidupan masyarakat pedesaan atau perkotaan dapat
seimbang seperti masyarakat pedesaan memberikan bahan mentah atau barang yang
akan diolah oleh masyarakat kota yang nantinya masyarakat pedesaan yang akan
menggunakannya.
Contoh 2 :
Kota Jakarta, dengan segudang aktifitas penduduknya, dengan
milyaran uang yang berputar setiap harinya, dengan banyaknya jumlah penduduk di
dalamnya, dengan kualitas pendidikan yang terjamin, banyak yang bilang bahwa
masyarakat di perkotaan lah yang merajai atau menempati tingkat kasta tertinggi
di suatu negara. Akan tetapi, pada era sekarang ini, masyarakat desa juga tidak
mau ketinggalan dengan masyarakat perkotaan hampir di setiap aspek kehidupannya.
Sebagai contoh untuk masyarakat perkotaan, Jakarta, apa yang
kita inginkan tersedia, terkecuali lapangan pekerjaan yang sudah minim. Akan
tetapi, di Jakarta, banyak orang-orang yang larut akan pekerjaan, hingga
melupakan kewajiban beragama. Untuk yang beragama Islam, kesibukan-kesibukan
yang dialami oleh masyarakat perkotaan membuat orang lupa akan kewajiban
beragamanya seperti sholat 5 waktu. Untuk yang beragama non-Islam,
ditengah-tengah kesibukan nya membuat orang lupa untuk mengunjungi tempet-tempat
ibadahnya masing-masing.
Disamping itu, masyarakat perkotaan, masyarakat yang
bertempat tinggal di kota yang tak pernah mati, membuat hubungan antar
lingkungan sekitarnya diabaikan, atau dapat dibilang sudah hilang.
Sebagai makhluk social, manusia membutuhkan orang lain untuk
dapat hidup, dan berinteraksi. Sudah merupakan kodratnya atau takdirnya manusia
untuk berinteraksi dengan manusia lainnya. Jika tidak dapat menjalankan
takdirnya denga baik sebagai makhluk social, manusia tentu akan mengalami kesulitan
untuk bertahan hidup. Tidak adanya komunikasi antar tetangga di lingkungan
sekitar tempat tinggal kita, akan menimbulkan beberapa masalah
“misunderstanding” antara kita dengan para tetangga.
Sedangkan masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang bertempat
tinggal di desa-desa, yang awalnya jauh dari kesan modern, jauh dari listrik,
jauh dari hiruk pikuknya perkotaan, dan damai akan kehidupan sekitarnya, serta
masih berpegang teguh dengan agama dan adat istiadat di setiap daerahnya.
Masyarakat pedesaan umumnya lebih mementingkan kepentingan umum daripada
kepentingan pribadinya.
Sebagai contoh, saya mengambil contoh masyarakat pedesaan di
pedalaman Papua. Dalam masyarakat ini, mereka masih berpegang teguh dengan
kepercayaannya, mereka masih berpegang teguh atas nenek moyangnya terdahulu.
Mereka masih setia, disiplin, dan tetap menjaga adat istiadat mereka. Mereka
tetap mengadakan berbagai upacara-upacara adat istiadat mereka di setiap
kepentingan-kepentingan kehidupan mereka. Selain itu, di dalam masyarakat
pedesaan juga memiliki kekerabatan yang sangat erat antara penduduk yang satu
denga penduduk yang lainnya. Sebagai contoh, jika di dalam masyarakat pedesaan
ada salah satu warganya yang mengadakan hajatan atau acara semisal perkawinan,
nah, masyarakat pedesaan itu atau tetangga-tetangganya akan bergotong royong
untuk membantu si empunya hajatan agar penyelenggaraan hajatan tersebut dapat
berjalan dengan baik, salah satu bentuk gotong royong tersebut diantarannya
mendirikan tenda, memasak makanan yang akan disajikan kepada para tamu, serta
membongkar tenda yang sudah terpakai, dll. Tentunnya kebiasaan atau adat ini,
sangatlah sulit ditemukan di dalam masyarakat perkotaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar