Halaman

Senin, 06 Januari 2014

(Tulisan ISD) Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan

(Tulisan ISD) Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan
Contoh 1 :
Masyarakat pedesaan biasanya memiliki sifat kekeluargaan, saling bantu membantu, gotong-royong dan lain-lain. Mereka tidak suka menonjolkan diri dalam artian merasa lebih baik dari yang lain. Dan mereka memiliki kekompakan yang sangat solid dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Seperti yang bisa kita lhat, masyarakat pedesaan pada umumnya masih terika tali persaudaraan di dalam masyarakatnya. Mungkin seseorang mempunyai saudara di dekat rumahnya (tetangga). Maka dari itu masyarakat desa biasanya lebih mementingkan hubungan kekeluargaan daripada persaiangan antar anggota masyarakat terebut. Karna menurut masyarakat pedesaan persaingan dapat merusak hubungan kekeluarhgaan diantara mereka.

           
Masyarakat perkotaan mereka biasanya tidak mencampurkan antara hal-hal yang bersifat rasional dan emosional. Masyarakat perkotaan iasanya lebih individual, jadi mereka lebih memilih mengurusi kepentingan pribadi daripada harus bergantung dengan orang lain. Karna masyarakat perkotaan tidak seperti masyarakat pedesaan yang menganggap bahwa mereka adalah masih satu keluarga jadi solidaritas diantara masyarakat perkotaan itu kurang, karna banyak sekali persaingan di dalamnya, mereka ingin di puji dan juga dihormati oleh orang lain maka mereka bersaing agar mendapat hal itu semua. Jangankan yang seperti itu mereka dengan tetangga saja bahkan ada yang sampai tidak saling mengenal khususnya perumahan elit yang dihuni oleh orang-orang kaya yang sibuk dengan pekerjaan dan urusan masing-masing sehingga tidak dapat bersosialisasi dan juga bergaul dengan masyarakatnya.

Maka dengan masalah seperti urbanisasi hubungan antara masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan harus saling menguntungkan (simbiosis mutualisme) sehingga segala sesuatu yang di butuhkan oleh keduanya harus saling berkaitan agar kehidupan masyarakat pedesaan atau perkotaan dapat seimbang seperti masyarakat pedesaan memberikan bahan mentah atau barang yang akan diolah oleh masyarakat kota yang nantinya masyarakat pedesaan yang akan menggunakannya.

Contoh 2 :
Kota Jakarta, dengan segudang aktifitas penduduknya, dengan milyaran uang yang berputar setiap harinya, dengan banyaknya jumlah penduduk di dalamnya, dengan kualitas pendidikan yang terjamin, banyak yang bilang bahwa masyarakat di perkotaan lah yang merajai atau menempati tingkat kasta tertinggi di suatu negara. Akan tetapi, pada era sekarang ini, masyarakat desa juga tidak mau ketinggalan dengan masyarakat perkotaan hampir di setiap aspek kehidupannya.

Sebagai contoh untuk masyarakat perkotaan, Jakarta, apa yang kita inginkan tersedia, terkecuali lapangan pekerjaan yang sudah minim. Akan tetapi, di Jakarta, banyak orang-orang yang larut akan pekerjaan, hingga melupakan kewajiban beragama. Untuk yang beragama Islam, kesibukan-kesibukan yang dialami oleh masyarakat perkotaan membuat orang lupa akan kewajiban beragamanya seperti sholat 5 waktu. Untuk yang beragama non-Islam, ditengah-tengah kesibukan nya membuat orang lupa untuk mengunjungi tempet-tempat ibadahnya masing-masing.
Disamping itu, masyarakat perkotaan,  masyarakat yang bertempat tinggal di kota yang tak pernah mati, membuat hubungan antar lingkungan sekitarnya diabaikan, atau dapat dibilang sudah hilang.

Sebagai makhluk social, manusia membutuhkan orang lain untuk dapat hidup, dan berinteraksi. Sudah merupakan kodratnya atau takdirnya manusia untuk berinteraksi dengan manusia lainnya. Jika tidak dapat menjalankan takdirnya denga baik sebagai makhluk social, manusia tentu akan mengalami kesulitan untuk bertahan hidup. Tidak adanya komunikasi antar tetangga di lingkungan sekitar tempat tinggal kita, akan menimbulkan beberapa masalah “misunderstanding” antara kita dengan para tetangga.

Sedangkan masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang bertempat tinggal di desa-desa, yang awalnya jauh dari kesan modern, jauh dari listrik, jauh dari hiruk pikuknya perkotaan, dan damai akan kehidupan sekitarnya, serta masih berpegang teguh dengan agama dan adat istiadat di setiap daerahnya. Masyarakat pedesaan umumnya lebih mementingkan kepentingan umum daripada kepentingan pribadinya.

Sebagai contoh, saya mengambil contoh masyarakat pedesaan di pedalaman Papua. Dalam masyarakat ini, mereka masih berpegang teguh dengan kepercayaannya, mereka masih berpegang teguh atas nenek moyangnya terdahulu. Mereka masih setia, disiplin, dan tetap menjaga adat istiadat mereka. Mereka tetap mengadakan berbagai upacara-upacara adat istiadat mereka di setiap kepentingan-kepentingan kehidupan mereka. Selain itu, di dalam masyarakat pedesaan juga memiliki kekerabatan yang sangat erat antara penduduk yang satu denga penduduk yang lainnya. Sebagai contoh, jika di dalam masyarakat pedesaan ada salah satu warganya yang mengadakan hajatan atau acara semisal perkawinan, nah, masyarakat pedesaan itu atau tetangga-tetangganya akan bergotong royong untuk membantu si empunya hajatan agar penyelenggaraan hajatan tersebut dapat berjalan dengan baik, salah satu bentuk gotong royong tersebut diantarannya mendirikan tenda, memasak makanan yang akan disajikan kepada para tamu, serta membongkar tenda yang sudah terpakai, dll. Tentunnya kebiasaan atau adat ini, sangatlah sulit ditemukan di dalam masyarakat perkotaan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar